Apakah Ada Lotre Di Indonesia

Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap 27 Agustus diperingati sebagai Hari Lotre Internasional atau International Lottery Day. Meski dianggap menyenangkan, tetapi lotre masih dianggap tabu di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Mengutip dari National Today, lottery, lotterie, lotería, atau lotre merupakan permainan yang dikenal di seluruh dunia. Gaya permainan lotre telah menjadi lebih fleksibel dan lebih mudah dimainkan dari sebelumnya.

Pada perayaan Hari Lotre Internasional 27 Agustus, orang-orang akan bermimpi tentang euro, dolar, pound, hingga lira. Sebuah studi menunjukkan sebanyak 83 persen masyarakat Ingris membeli tiket lotere scratch-off tahun lalu.

Lotre memang cukup populer di beberapa negara dan dianggap sebagai salah satu cara mencoba peruntungan. Beberapa orang bahkan percaya bahwa lotre dengan hadiah sejumlah uang dapat mengubah hidup.

Dalam perayaan Hari Lotre Internasional, National Today juga merangkum lima jackpot lotre internasional terbesar yang pernah ada. Para pemenang ini beruntung karena telah mendapatkan sejumlah uang bernilai fantastis.

Lotre menjadi hiburan warga Spanyol setiap tahunnya dalam perayaan Merry Lotería de Navidad atau Lotre Natal Spanyol. Acara tahunan yang disebut El Gordo ini merupakan permainan lotre terbesar di dunia.

Acara tersebut mengeluarkan jackpot hadiah pertama yang luar biasa sebesar €720 juta pada 2012. Pada masa itu, nilai tersebut setara dengan $941,8 juta.

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.

Ada negara-negara yang begitu tidak disukai oleh masyarakat dunia. Umumnya, rasa tidak suka itu muncul akibat sikap pemerintahnya, militernya, budayanya, maupun agama yang dianut.

Meski tak ada daftar pasti apa saja negara-negara yang dibenci tersebut, namun berdasarkan survei opini publik, mayoritas publik sepakat bahwa negara-negara di bawah ini 'problematik' sehingga wajar dibenci.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi kebanyakan orang, Rusia adalah negara yang paling dibenci di dunia.

Rusia sering terlibat konflik militer dengan negara-negara lain, terutama yang berbatasan dengan Kremlin. Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 merupakan salah satu contohnya.

Selain terlibat konflik, Rusia juga dikenal suka 'cari gara-gara' dengan beraliansi dengan negara atau rezim totaliter yang dimusuhi dunia. Seperti misalnya bersahabat dengan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Rusia sangat tidak disukai negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat. Hal itu lantaran keterlibatan Kremlin dalam Perang Dingin, ambisinya dalam senjata nuklir, serta intervensinya dalam politik negara lain.

Di samping itu, pemerintah Rusia juga dikenal sangat membatasi hak-hak pribadi dan kebebasan berdemokrasi, demikian dikutip dari World Population Review.

China juga termasuk dalam daftar negara yang paling dibenci di dunia.

Mirip seperti Rusia, China diperintah oleh rezim otoriter, yang bisa dibilang lebih menindas dan senang mengendalikan.

Kebencian terhadap pemerintah China berasal dari berbagai faktor. Di antaranya yaitu pemerintah mengendalikan banyak bisnis dan sering ada laporan korupsi; warga diminta kerja paksa; membuat produk dengan bahan murah namun tak sehat atau beracun.

Mencemari lingkungan dan merupakan penghasil gas rumah kaca CO₂ terbesar di dunia; menolak untuk memberikan kemerdekaan kepada Hong Kong, Taiwan, dan Macau; mengganggu setiap upaya Taiwan untuk membangun kedaulatan politik dan bergabung dengan PBB.

Kemudian, melakukan "diplomasi perangkap utang" di mana Beijing meminjamkan uang kepada negara-negara berkembang yang tidak mungkin dapat mereka bayar dan sebagai gantinya mendapatkan pengaruh politik yang tidak semestinya atas negara itu.

Berikutnya, membatasi internet warga; menekan hak asasi manusia; hingga melakukan kekerasan terhadap orang-orang Uyghur.

Masuknya Amerika Serikat dalam daftar negara yang paling dibenci di dunia mungkin cukup mengejutkan. Namun, bagi sebagian orang Asia atau Eropa, kebencian ini merupakan hal yang wajar.

Penyebab utama AS dibenci yaitu karena kecenderungan negara itu untuk mencoba mempengaruhi peristiwa internasional dengan cara yang menguntungkan Washington.

AS sering mengirim pasukan ke negara lain seperti Vietnam, Panama, Afghanistan, Irak, dan lain sebagainya, untuk alasan yang menurut sebagian orang cuma menguntungkan pengaruh AS di kawasan-kawasan itu.

AS juga terkadang dicemooh karena berbagai alasan. Misalnya, karena perpecahan politik yang mendalam antara kaum liberal dan konservatif, kesediaan orang Amerika untuk menaruh kepercayaan penuh pada sumber media atau politisi yang cenderung bias.

Persepsi bahwa orang Amerika cenderung menganggap Amerika adalah pemimpin dunia di hampir setiap kategori, respons negara yang lambat dan meraba-raba terhadap pandemi COVID-19, kecintaan orang Amerika terhadap senjata api dan makanan cepat saji.

Kurangnya kemajuan negara dalam beberapa hal seperti dukungan untuk orang-orang LGBTQ+ dan isu lingkungan juga menjadi salah satu faktor.

Selain itu, AS juga tak bisa mengatasi masalah ras dan gender, peraturan senjata, ketidaksetaraan pendapatan, perawatan kesehatan, serta pemerintahan yang demokratis.

Negara kaya minyak ini tak disukai karena diperintah oleh pemerintah otoriter dan diktator yang kebijakannya didasarkan pada interpretasi doktrin Muslim yang ketat, keras, dan misoginis.

Arab Saudi juga kerap menekan hak asasi manusia, terutama hak-hak perempuan.

Negara itu menolak menandatangani Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB, melegalkan hukuman mati yang acapkali digunakan untuk menghukum kejahatan mulai dari pembunuhan hingga perzinahan dan kemurtadan.

Menyiksa tersangka demi membuat mereka mengaku, 'menghilangkan' oposisi seperti kasus jurnalis yang disiksa dan dibunuh Jamal Khashoggi.

Kemudian, menghukum mati homoseksualitas, memaksa seseorang memeluk Islam dan mengeksekusinya jika murtad, melakukan berbagai jenis ketimpangan sosial bagi perempuan, dan dianggap sebagai inkubator terorisme atau menjadi tempat kelahiran kelompok-kelompok teroris termasuk ISIL, Al-Qaeda, dan Taliban.

Arab Saudi juga dituduh melakukan kejahatan perang selama aksi 2015 terhadap Yaman.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

Korea Utara tidak disukai sebagian besar karena penindasan pemerintah terhadap warganya sendiri. Korut juga terkadang memberlakukan kebijakan internasional yang sangat agresif.

Semua media di Korut dikendalikan oleh negara. TV dan radio hanya dapat menyiarkan konten yang disetujui pemerintah.

Warga tidak bisa mengakses internet. Telepon juga tidak bisa menjangkau saluran internasional.

Lebih lanjut, orang-orang di Korea diberi pekerjaan oleh pemerintah, dan tidak memiliki suara untuk memilih profesi atau posisi mereka.

Distribusi makanan juga diatur, dan warga seringkali mengalami krisis serius.

Tak ada yang diizinkan meninggalkan negara itu tanpa izin pemerintah yang sulit diperoleh. Aparat bisa menangkap seseorang karena alasan sewenang-wenang.

Perempuan Korut juga dilaporkan sering menjadi sasaran kekerasan seksual, terutama oleh laki-laki yang berkuasa.

Namun, meskipun kemiskinan meluas di seluruh negara, Korut menghabiskan sebagian besar pendapatannya yang tak seberapa untuk pengembangan militer, termasuk program senjata nuklir.

Israel dibenci oleh Muslim di seluruh dunia karena konflik menahunnya dengan Palestina.

Israel juga dibenci karena diyakini menggunakan sekutu dekatnya, Amerika Serikat, sebagai pendukung perilaku buruk mereka.

Agresi Israel di Palestina sejak Oktober lalu pun semakin menambah kebencian umat Islam terhadap Negeri Zionis. Apalagi, sikap keras kepala Israel yang tak mau melakukan gencatan senjata dan mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

Ada sejumlah alasan mengapa Pakistan dianggap sebagai negara yang dibenci publik. Mulai dari fakta bahwa Pakistan adalah salah satu dari sedikit negara Timur Tengah yang memiliki akses ke senjata nuklir hingga tudingan bahwa negara ini merupakan surga bagi terorisme.

Pakistan juga tak disukai karena penegakan hukumnya yang lemah karena jarang meminta pertanggungjawaban atas pelanggaran HAM. Orang-orang sering dijatuhi hukuman mati setelah proses pengadilan yang rahasia dan mengherankan.

Pakistan sering dituduh melakukan penindasan sistemik dan kekerasan terhadap perempuan, serta terhadap minoritas seperti kelompok agama lain dan anggota komunitas LGBTQ+.

Pemerintah juga menentang kebebasan berbicara dan dapat menangkap mereka yang mencoba menentangnya.

Publik umumnya membenci Iran karena banyaknya kasus pelanggaran HAM di negara itu serta kecenderungan Teheran bersikap ketat berdasarkan keyakinan yang mereka anut.

Iran juga sering dituduh mensponsori terorisme. Ada pula kekhawatiran bahwa negara itu dapat secara diam-diam mengalihkan program energi nuklir menjadi pengembangan senjata nuklir.

Irak adalah tempat berdirinya kelompok teroris ISIS/ISIL. Ini adalah penyebab utama Irak tak disukai publik.

Pemerintah Irak juga dikenal otoriter dengan catatan panjang pelanggaran HAM.

Pemimpin Irak Saddam Hussein, yang sangat problematik, merupakan salah satu alasan warga dunia tak menyenangi negara ini.